Kamis, 31 Oktober 2013

Kisah Sang Juara Kelas yang Tak Naik Kelas

13391353741610184496

Kamis kemarin seharusnya jadwal saya berada di rumah, namun mengingat banyaknya kerjaan kantor maka hari itu saya masuk kerja. Hari libur yang seharusnya saya gunakan untuk menemani putra saya, Danish (8) yang saat ini sedang mengikuti Ujian Kenaikan Kelas (UKK) terpaksa saya abaikan. Inilah yang membuat saya bersungut-sungut saat ‘ngantor’ kemarin.
Rekan kerja saya, Zaid hanya mesam-mesem melihat saya yang setengah hati bekerja. Ia tahu kalau saya gelisah karena kepikiran putra saya. Ia katakan jangan terlalu ngoyo menjalani hidup. Santai saja, jangan stress apalagi dalam pola pengasuhan anak.
Kemudian Zaid banyak bercerita tentang gayanya mendidik putra-putrinya. Zaid telah memiliki 4 orang anak. Putrinya yang pertama kini sedang kuliah di sebuah PTS di Jakarta. Anaknya yang ketiga pernah juga 3 bulan tidak masuk sekolah. What? 3 bulan? Tanya saya. Ia tertawa. Iya 3 bulan. Rupanya si anak selama 3 bulan itu merasa jenuh sekolah. Ia malah asik ‘nongkrong’ di Warnet main game-online. Anehnya si anak tetap naik kelas! Wew!
Zaid juga bercerita tentang anak sahabatnya, sebut saja namanya Satria. Satria dibesarkan dari lingkungan keluarga yang super disiplin. Orang tua Satria sejak kecil menggembleng Satria dengan berbagai pendidikan. Baik di sekolah maupun pendidikan di luar sekolah. Ayah bundanya ingin agar Satria menjadi anak kebanggaan mereka. Meraih predikat juara kelas.
Obsesi ayahbundanya terwujud. Saat di bangku SD hingga SMP, Satria tumbuh menjadi anak dengan skill dan nilai yang cemerlang. Berbagai les/kursus yang diikutinya di luar sekolah mengantarkan Satria menjadi sang jawara kelas. Ia selalu mendapat peringkat pertama. Setidaknya selama ia di SD hingga SMP, 3 besar selalu ia raih.
Namun apa yang terjadi saat Satria duduk di bangku SMA? Siapa sangka anak kebanggaan itu mendadak berubah drastis! Apa yang terjadi dengan Satria? Saat ia kelas 2 SMA, ternyata Satria tidak naik kelas! Betapa shock-nya hati orang tuanya. Siapa mengira putra kesayangan mereka yang selama ini bersinar dan menjadi bintang kelas ternyata tinggal kelas alias tidak naik kelas.
Mendengar kisah Satria, saya tertegun. Kemudian saya bertanya kepada Zaid, apa yang menyebabkan Satria tidak naik kelas? Zaid bilang, ternyata selama ini Satria tak pernah menikmati gelar juaranya. Ia mulai jenuh karena kesehariannya hanya berkutat dengan buku-buku pelajaran. Begitu pula di luar sekolah, kepalanya serasa mau pecah karena terus-menerus belajar dan belajar demi mengejar nilai dan meraih gelar sang juara.
Melihat kenyataan itu, orang tua Satria baru terbuka mata hatinya. Ternyata selama ini niatnya membentuk Satria menjadi sang juara berdampak kepada psikologis Satria. Mereka yang selama ini ‘mencekoki’ satria dengan beragam les/kursus/bimbel telah merenggut masa kecil seorang anak.
Keinginan satria semasa kecil yang ingin bermain dengan teman-temannya justru harus ia lalui dengan aneka pelajaran. Bahkan guru privat pun tak segan didatangkan ke rumah untuk mengajari Satria. Nyaris Satria tak memiliki waktu bermain. Hal inilah yang membuat Satria yang beranjak remaja mulai menunjukan ‘taringnya’. Ia tumbuh menjadi pribadi berbeda dengan saat kecil dulu. Satria kecil sang juara kini berubah menjadi remaja pembangkang! Satria jenuh dan bosan dengan gelar sang juara yang selalu diraihnya.
Zaid pernah bertanya kepada sahabatnya, apa yang membuat Satria tak naik kelas? Apakah pelajaran SMA yang terlalu sulit? Ataukah Satria sering bolos sekolah seperti putra Zaid yang ketiga itu? Ia bilang, Satria memang sengaja tidak mau belajar. Saat ulangan atau Ujian, dia menjawab semua soal asal-asalan saja! Waduh! Jelas saja nilainya selalu ‘jeblok’! Akibatnya, Satria harus mengulangi pelajarannya di kelas 2.
Dari kisah Satria itu, saya baru menyadari bahwa ternyata obsesi orang tua yang mendambakan anak mereka tumbuh menjadi anak yang super cerdas dengan meraih juara tak serta merta membuat buah hati mereka menikmati gelar juaranya. Seringkali kita para orang tua memaksakan kehendak kita pada anak. Anak harus ikut les ini, kursus itu atau bimbel demi bisa membantunya belajar.
Tanpa kita sadari, kita telah merenggut kegembiraan masa anak-anak, di mana dunianya tak lepas dari bermain dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Bahkan banyak juga orang tua otoriter yang mendidik dengan keras anak-anak mereka agar patuh pada aturan orang tua. Memang tak salah bila niat orang tua menggembleng anak dengan membekali mereka berbagai ilmu pendidikan. Namun sejatinya, hal itu harus diimbangi dengan cara tidak merampas hak anak untuk menikmati dunia bermainnya.
Hal ini sungguh menjadi pembelajaran bagi saya yang saat ini begitu ketat dalam mendidik putra saya. Namun demikian, selama ini saya tetap memberi kebebasan Danish untuk bermain bersama teman-temannya. Disiplin sejak dini yang saya terapkan semata-mata hanya ingin mengajarkan Danish bagaimana ia harus belajar bertanggung jawab dalam membagi waktunya. Kapan ia harus belajar dan kapan ia boleh bermain.
Mungkin yang terjadi pada Satria, orang tuanya tak pernah mendengarkan apa keinginan Satria. Betapa inginnya Satria menikmati dunianya sebagai seorang anak. Hal ini mungkin yang terlupakan oleh orang tua Satria. Seharusnya, orang tua Satria bisa menjadi sahabat bagi buah hatinya, mendengarkan apapun keluhan anaknya. Sangat disayangkan, anak secerdas Satria harus kehilangan masa kecilnya yang seharusnya ia nikmati dengan suka cita dan penuh kegembiraan.
Benarkah semata-mata hanya jenuh yang menyebabkan Satria berubah drastis? Sangat mungkin kejenuhan Satria tersebut terakumulasi sejak kecil ia hanya bergaul dengan buku. Akibatnya saat beranjak remaja, matanya baru terbuka betapa nikmatnya bermain bersama teman-temannya. Inilah yang paling dikhawatirkan. Lingkungan barunya itu akan membentuk Satria menjadi sosok lain bagi orang tuanya.
Semoga kita para orang tua bisa mengambil hikmah dari kisah Satria ini.



Sumber : edukasi.kompasiana.com

150 Cara Berbakti Kepada Ibu


1. Pilihlah hadiah yang cocok untuk setiap moment yang tepat, seperti di hari raya, ketika pulang dari safar, ketika sembuh dari penyakit, dll.

2. Membuatkan rekening khusus di Bank atas nama ibu, kemudian anak-anak dapat bekerjasama untuk mentransfer uang ke rekening tersebut setiap bulan agar segala kebutuhan ibu dapat terpenuhi.

3. Memahami kondisi kehidupan ibu, kemudian memperlakukan ibu dengan perlakuan yang sesuai dengan kondisi saat itu.

4. Berhati-hati dalam memilih kalimat-kalimat yang akan dikatakan di hadapan ibu.

5. Berusahalah sekuat tenaga agar ibu menjadi orang terakhir yang anda berpamitan kepadanya jika akan bepergian. Jadikanlah ia orang terakhir yang anda lihat sebelum berangkat. Berpamitanlah kepadanya dengan langsung berhadapan muka.

6. Pastikan bahwa ia adalah orang pertama yang anda datangi jika pulang dari bepergian. Ucapkan salam kepadanya, duduklah bersamanya, dan hiburlah ia. Sebelumnya, beritahukan rencana kepulangan dan kedatangan anda, sehingga ia tidak kaget. Dan jangan menunda-nunda untuk menemuinya, atau anda beranggapan bahwa waktunya belum tepat untuk mengunjunginya.

7. Selama dalam perjalanan, berusahalah untuk selalu berkomunikasi dengannya setiap hari, sekalipun hanya sesaat dalam waktu singkat.

8. Berusaha keraslah untuk menjumpainya setiap hari jika anda satu kota dengannya, Janganlah kesibukan dunia menjauhkan anda darinya, dan dari beramah tamah dengannya.

9. Jika ibu tidak satu kota dengan anda, maka hendaklah anda selalu berkomunikasi dengannya setiap hari.

10. Hendaknya anda mendekatkan diri dan berkasih sayang dengan siapa pun yang ia cintai.

11. Kecuplah keningnya atau tangannya ketika berjumpa dengannya.

12. Ajarilah anak-anak anda tentang tingginya kedudukan ibu anda (yakni nenek mereka). Ajarkanlah itu dengan perkataan dan perbuatan anda.

13. Berusaha keras untuk memenuhi tuntutannya, dan berusaha keras untuk memenuhi keinginan-keinginan tepat pada waktunya.

14. Janganlah anda berjanji kepadanya kemudian tidak menepatinya.

15. Sandarkanlah segala kesuksesan dalam hidup anda kepada ALLAH, kemudian katakanlah bahwa hal itu berkat didikan dari ibu anda.

16. Janganlah anda membantahnya, sekalipun anda benar. Akan tetapi gunakanlah cara yang ringan untuk mengemukakan pendapat anda, itupun jika dalam hal itu terkandung suatu manfaat.

17. Jangan menyepelekan pendapatnya di hadapan orang lain atau di hadapan saudara-saudara anda.

18. Janganlah ketidaktahuannya terhadap sebagian urusan kehidupan menyebabkan anda kurang menghargainya atau meremehkannya.

19. Janganlah anda tertawa terbahak-bahak di hadapannya, atau mengeraskan suara di sisinya, atau memandang dengan pandangan yang tajam di hadapannya, atau dengan pandangan kebencian, atau dengan bermuka masam di depannya.

20. Pastikan bahwa ibu menjadi orang pertama yang mendengar setiap berita gembira dalam hidup anda.

21. Jaga dan peliharalah kesehatannya.

22. Buatlah jadwal bulanan untuk medical check up lengkap, untuk memastikan kesehatannya yang membuatnya tenang.

23. Penuhilah kebutuhan-kebutuhannya sesuai dengan tingkat usianya.

24. Ketika ia sakit dan ia merasa kesakitan, maka rasakan pula kesakitannya oleh anda. Jika ia kembali sehat, maka tampakkan kegembiraan anda. Lakukanlah ruqyah terus-menerus oleh anda.

25. Tenangkanlah ia ketika sakit. Katakan bahwa ia akan sehat seperti sedia kala, Insya ALLAH. Dan jangan beritahukan tentang dampak buruk apa pun dari penyakitnya.

26. Datangkanlah dokter-dokter spesialis ke tempat tinggalnya.

27. Tolonglah ibu dalam bersilaturrahim kepada kaum kerabatnya. Bawalah ia untuk mengunjungi sahabat-sahabatnya serta sanak saudaranya yang dekat di hatinya.

28. Sediakan kotak khusus untuk ibu, yang selalu diisi dengan berbagai macam biscuit, makanan yang manis-manis, mainan-mainan, dan hadiah-hadiah kecil. Tujuannya agar ibu dapat memberikannya kepada cucu-cucunya ketika mereka mengunjunginya.

29. Ketika ibu mengadakan safar atau bepergian jauh, maka usahakanlah untuk selalu menghubunginya.

30. Janganlah anda mengungkapkan kesedihan yang memilukan kepadanya. Jangan pula mengeluhkan rasa sakit kepadanya, karena akan membuat ia sedih.

31. Janganlah anda membicarakan kesulitan rumah tangga dihadapannya, karena urusan itu akan membuatnya sedih.

32. Janganlah anda sering memuji isteri anda sendiri di hadapannya.

33. Demikian pula, janganlah anda ceritakan setiap hubungan anda dengan ibu anda kepada isteri anda. Pereratlah hubungan diantara isteri dan ibu.

34. Jauhilah dari menghakimi permasalahan rumah tangga yang timbul antara ibu dan ayah.

35. Jangan mengkritik pakaiannya, penampilannya, pilihannya, suasana hatinya, atau gaya bicaranya, atau cara menangani sesuatu. Carilah jalan untuk mengingatkannya dengan cara yang tidak melukai sehingga hatinya sakit.

36. Jalinlah hubungan anda bersama saudara-saudara anda dengan kuat, meskipun diantara anda dan saudara anda terdapat masalah, namun jangan anda menampakkannya di hadapan ibu.

37. Bagaimanapun keadaan rumah tangga kedua orangtua anda, maka janganlah anda mendukung ayah anda untuk menikah lagi. Jika anda terpaksa melakukannya untuk mendukung ayah anda menikah lagi, maka jangan sampai ibu anda mengetahuinya.

38. Ajarilah ibu perkara-perkara agama dengan bijaksana dan nasehat yang baik.

39. Janganlah anda menghalanginya untuk menghadiri majelis-majelis ilmu.

40. Bersemangatlah beramal ketika ibu sedang menunaikan ketaatan atau beribadah, seperti ketika sedang pergi haji.

41. Ajukanlah permohonan maafmu untuk saudara-saudaramu yang melakukan kesalahan.

42. Janganlah anda membesar-besarkan kesalahan orang lain di hadapan ibu.

43. Janganlah anda membuatnya terkejut dengan kabar berita yang menyedihkan atau bencana yang tiba-tiba, tanpa membuat ibu anda siap untuk mendengarnya.

44. Wanita, tanpa memandang usia, dia akan merindukan kata-kata yang emosional dan romantis. Maka jangan halangi mereka dari mendengar kata-kata puitis yang segar dari suara anda yang manis.

45. Jangan anda katakan bahwa ia telah tua, dan jangan anda katakan bahwa ia kini tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya, akan tetapi berilah semangat kepadanya.

46. Janganlah anda mencegah ibu dari menggunakan apa pun yang disukai wanita.

47. Jika ayah memiliki isteri-isteri yang lain selain ibu, maka janganlah anda memuji mereka di hadapan ibu, dan janganlah anda cenderung membela mereka dan mengorbankan ibu.

48. Janganlah anda banyak memuji hasil didikan orang lain di depan ibu anda. jangan pula berangan-angan ingin menjadi seperti mereka, atau ingin mencapai derajat seperti mereka.

49. Ketika ibu berbicara, pasanglah pendengaran anda, juga penglihatan dan hati anda.

50. Datangilah ibu anda selalu dengan senyum.

51. Ceritakanlah kejadian-kejadian dunia di sekitarnya.

52. Pujilah didikannya selamanya, berterima kasihlah atas segala pemberiannya, dan perbanyaklah menyebutkan jasa-jasanya disertai ucapan terima kasih.

53. Sampaikanlah bahwa obsesi terbesar dalam hidup anda adalah agar ibu anda hidup bahagia.

54. Berbuat baik kepada ayah dari ibu jika masih hidup.

55. Wakaflah atas nama ibu untuk menambah kebaikannya.

56. Ketika ibu menyebutkan kepada anda sebagian dari angan-angannya, atau sesuatu yang berkaitan dengannya, maka janganlah anda menunggu beliau memintanya kepada anda. Akan tetapi bersegeralah anda untuk memenuhi dan mewujudkan angan-angannya itu sesuai dengan kemampuan anda.

57. Dahulukanlah ibu anda di atas seluruh kesibukan anda.

58. Hormatilah ibu di rumah anda. Mintalah ia untuk berkunjung ke rumah anda kapan saja. Bujuk ia untuk bermalam di rumah anda.

59. Bawalah ia bertamasya dan jalan-jalan bersama-sama dengan anda dan anak-anak anda, atau dengan saudara-saudara anda.

60. Di waktu yang lain, sekali-sekali ajaklah ibu untuk bersama-sama dengan anda menikmati salah satu makanan kesukaannya di restoran dan rumah makan yang cukup baik.

61. Kunjungilah toko-toko atau tempat belanja bersamanya, untuk mewujudkan keinginan-keinginannya.

62. Berikanlah hadiah yang cocok untuk kaum pria, yang sekiranya dapat ibu berikan kepada ayah anda.

63. Memuji ayah anda dan memperlakukannya dengan baik di hadapan ibu.

64. Memuji apa yang ibu lakukan.

65. (Jika anda wanita), maka anak-anak wanita pada umumnya / beberapa (tidak semua) lebih dekat kepada ibu daripada anak-anak laki-laki. Maka dari itu, jagalah rahasia ibu, dan biarkan ibu mengetahui rahasia-rahasia anda.

66. Anak laki-laki akan dibutuhkan oleh ibu dalam menghadapi ujian-ujian hidup dan kesulitan-kesulitan. Oleh karena itu hendaklah mereka menjadi sandaran yang dapat melindunginya dalam menghadapi kesusahan dan penderitaannya.

67. Kelembutan anda terhadap saudara-saudara perempuan anda, keramahan anda kepada mereka, dan perilaku anda yang baik ketika berurusan dengan mereka, serta memberikan hadiah di setiap periode bagi mereka, semua itu akan memperkokoh kebahagiaan ibu.

68. Janganlah anda malu dengan tindakan apa pun yang dilakukan oleh ibu yang sesuai dengan usianya, namun tidak cocok dengan dunia di sekitarnya. Justeru berbanggalah dengannya.

69. Ajarkan kepada anak-anak anda untuk bersikap lemah lembut terhadap ibu.

70. Peganglah tangannya di masa tuanya, sodorkanlah sepatunya, tuntunlah ketika ia berjalan.

71. Sediakan hadiah atau penghargaan bagi anak-anak anda yang memperlakukan ibu dengan baik.

72. Seorang ibu akan mementingkan untuk tinggal di rumahnya. Oleh karena itu, bantulah ia untuk membuat rumahnya nyaman dengan suasana yang terbaik.

73. Sediakan tempat khusus di kamar tidur ibu.

74. Berbuat baiklah kepada kaum kerabat ibu, dan bantulah ibu untuk berbuat baik kepada mereka.

75. Jika ibu anda memiliki hobi tertentu, cobalah luangkan waktu anda bersamanya.

76. Dalam bidang apa pun hobi anda, persembahkanlah untuk ibu satu karya dari anda sendiri.

77. Dalam beberapa komunitas masyarakat, seorang ibu akan senang apabila namanya digunakan untuk menamai cucu-cucunya.

78. Ketika menaiki kendaraan, dahulukanlah ibu anda sebelum anda dan orang-orang selainnya.

79. Ketika berbicara dengannya, janganlah anda menggunakan kata-kata yang keras, kasar, atau berat (sulit dipahami).

80. Adakanlah ajang lomba untuk anak-anak anda yang masih kecil demi mendapatkan hadiah yang terbaik. Lalu hadiah itu diserahkan kepada ibu. Hal itu akan melatih mereka untuk memuliakan kedudukan ibu di mata mereka.

81. Pilihlah waktu-waktu mustajab untuk berdoa, dengan doa yang dikhususkan untuk ibu.

82. Perlihatkanlah kesan-kesan dan kekaguman teman-teman anda terhadap semua yang diberikan oleh ibu kepada anda.

83. Anda harus meluangkan waktu khusus untuk duduk bersamanya sepenuhnya.

84. Kepada para gadis, hendaklah mereka mempersilahkan ibunya untuk berkomunikasi dengan teman-teman mereka.

85. Banggakanlah ibu di setiap tempat dan kesempatan.

86. Perdengarkanlah kepadanya kisah-kisah tentang berbuat baik kepada orangtua.

87. Mintalah ibu untuk mendoakan anda, semoga Allah memberikan rizki berupa dapat berbuat baik kepadanya.

88. Mintalah selalu keridhaan ibu terhadap anda.

89. Berlombalah anda dengan semua orang untuk berbuat baik kepadanya. Jadikanlah selalu diri anda sebagai pemenang perlombaan itu.

90. Janganlah anda menaikkan suara di sisinya. Merendahlah di hadapannya.

91. Jika anda satu kota dengannya, namun masih dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh antara anda dengannya, maka perdekatlah jarak itu semampu anda.

92. Jika anda bekerja di kota lain, berusahalah untuk menghubunginya dalam setiap kesempatan.

93. Jika anda berada di kota lain, maka tidak cukup jika anda berkunjung sendirian. Karena anak-anak dari anak-anak ibu anda pun menempati tempat yang sama (di hati ibu anda).

94. Dalam banyak hal, anda harus mengalahkan diri anda sendiri dan keinginan nafsu anda pribadi dalam rangka mendahulukan ibu anda.

95. Intropeksi diri anda sepanjang waktu dan periksalah dengan teliti, apakah anda telah benar-benar berbuat baik kepada ibu, atau masih melalaikannya?

96. Jadilah anda orang yang memiliki keyakinan (yang tidak tergoyahkan) selamanya, bahwa apa yang anda perbuat terhadap kedua orangtua anda, kelak akan kembali kepada anda, dengan kebaikan anak-anak anda kepada anda, segera atau nanti.

97. Di saat ibu jatuh sakit, tinggallah bersamanya, awasilah ia dengan segenap perhatian anda.

98. Pujilah selalu gaun yang ia kenakan.

99. Ceritakanlah peristiwa-peristiwa dalam perjalanan anda.

100. Sikapilah keprihatinannya dengan lapang dada. Terimalah kritikannya dengan jiwa besar. Seraplah nasehat-nasehat dan bimbingannya dengan kerendahan hati dan keridhaan.

101. Ajaklah ibu anda bermusyawarah dalam urusan anda.

102. Jika duduk di majelisnya, maka duduklah dengan sopan, sesuai dengan kedudukan dan derajatnya.

103. Pakailah etika makan di hadapannya.

104. Pelajarilah kepribadiannya, dan perlakukan ia sesuai dengan kepribadiannya.

105. Hendaklah anak-anak wanita tidak terlalu sibuk dengan kehidupan keluarganya, sehingga tidak memperhatikan ibunya.

106. Sebagian dari kebutuhan-kebutuhan seorang ibu tidak akan diketahui oleh anak laki-lakinya, maka alangkah baiknya jika anak-anak wanita memperhatikan hal itu, dan memberikan kebutuhan-kebutuhan tersebut kepada ibunya.

107. Ketika anda mengunjungi keluarga ibu, maka jagalah anak-anak anda agar tidak mengganggu perabotan rumah.

108. Ketika anak anda menghancurkan atau merusak beberapa perabotan rumah ibu, maka segeralah anda memohon maaf atas kelalaian anda dalam mengawasi anak anda, dan gantilah barang tersebut dengan yang lebih baik.

109. Selama ibu sakit, jiwanya akan berubah, maka sebaiknya kita menengoknya dan membantu dia agar dapat melalui ujian ini.

110. Jika anak cucu ibu anda banyak maka alangkah baiknya disusun jadwal kunjungan kepadanya, agar tidak merepotkan ibu anda.

111. Bagi orang yang memiliki anak-anak yang banyak, hendaklah ia memilih tempat yang tepat (untuk pertemuan).

112. Wakaf atas nama ibu.

113. Disarankan setiap anak menyadari kelebihan masing-masing yang disukai oleh ibunya, lalu dengan kelebihannya itu masing-masing melayani dan membantu ibu mereka dengan potensi yang ada pada mereka.

114. Sering-seringlah mengunjunginya, karena seorang ibu tidak akan bosan melihat anak-anaknya.

115. Berilah ibu anda perangkat komunikasi modern.

116. Jika ibu anda memiliki HP, kirimkanlah ungkapan yang indah melalui pesan atau SMS.

117. Ketika ibu telah berusia lanjut, anda dapat mengumpulkan hadiah-hadiah untuk diberikan kepada sekelompok teman-temannya.

118. Ketika menghubungi ibu melalui telephon, maka ucapkanlah salam terlebih dahulu, jangan tergesa-gesa untuk langsung berbicara.

119. Terapkanlah etika berbicara ketika anda berada di majelisnya.

120. Ketika anda baru tiba dari suatu perjalanan ke sebuah negeri, berikanlah kepada ibu anda suatu hadiah yang anda beli dari negeri tersebut.

121. Bawalah ibu ke tempat-tempat di mana ia lahir dan tumbuh dewasa, atau ke tempat-tempat khusus dimana ia meniti hari-hari pertama pernikahannya.

122. Mendidik saudara-saudara kita tentang keutamaan berbuat baik kepada ibu.

123. Ketika kedua orangtua anda berpisah, dan salah satunya meninggalkan yang lain, maka janganlah anda berbuat sesuatu yang tidak disukainya.

124. Ketika timbul beberapa masalah keluarga dalam rumah tangga, maka berikanlah solusi praktis dengan cara diplomatik untuk menyelamatkan biduk rumah tangga.

125. Ketika ibu menikah lagi setelah berpisah dengan ayah, maka hormatilah suami ibu.

126. Ketika ibu menikah lagi setelah berpisah dengan ayah, maka tinggikanlah kedudukannya.

127. Hubungilah orang-orang yang sulit menghubungi ibu, dan biarkan ibu berkomunikasi dengan mereka.

128. Di usia lanjutnya, kasihilah ia yang telah lemah.

129. Jika ibu mengungkapkan pandangan yang berbeda dengan anda, janganlah anda memaksakan diri anda dan pikiran anda sendiri kepadanya.

130. Jika ibu anda berlangganan beberapa majalah, maka berlanggananlah majalah yang cocok dengannya, lalu berikanlah kepadanya.

131. Berikanlah uang kepadanya setiap waktu dan kesempatan, jangan biarkan beliau meminta dari anda.

132. Belikanlah barang-barang keperluannya, dan jangan anda mengambil uang pembelian darinya.

133. Buatkanlah sebuah rekening bank khusus untuknya, dan ajarkanlah bagaimana mengoperasikan mesin ATM.

134. Jika anda melakukan kesalahan yang berkaitan dengan hak ibu anda, maka mintalah seseorang yang paling mulia di sisi ibu untuk menjadi penengah antara anda dan ibu.

135. Ketika ibu memasuki usia tua, janganlah anda melontarkan julukan-julukan baginya yang membuat ia merasakan keuzuran, seperti julukan “nenek-nenek” atau “manula”.

136. Jika anda melihat perbuatan ibu yang tidak pantas dalam kehidupan rumah tangga dengan ayah, maka janganlah anda memberikan saran secara langsung.

137. Fikirkanlah selalu sarana-sarana baru untuk mendapatkan keridhaan ibu anda.

138. Janganlah anda terpaku pada satu cara tertentu saja dalam berbuat baik kepada ibu anda, akan tetapi jadikan seluruh aktivitas anda untuk berbuat baik kepadanya.

139. Apapun tindakan, ide, atau pandangan ibu, janganlah anda menyepelekannya, baik secara terang-terangan atau diam.

140. Janganlah anda memutus pembicaraannya atau menyela selama pembicaraan masih berlangsung. Janganlah anda berkata-kata kepada orang lain sementara ibu anda sedang berbicara kepada anda.

141. Tela’ahlah selalu hadits-hadits yang menerangkan keutamaan berbuat baik kepada ibu, dan tela’ah pula riwayat hidup mereka yang bebruat baik kepada ibu.

142. Jika anda melihat orang yang telah tertimpa bencana dengan menyakiti ibunya, maka ucapkanlah:
Alhamdulillahil ladzi ‘aafaanii mimmaa ibtalaahu bih.
“Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari cobaan yang menimpanya.”

143. Di majelisnya, janganlah anda membelakangi ibu, atau menjauh dari hadapannya, atau rela menjadi orang terakhir yang datang paling belakang.

144. Jika ibu anda ingin berjalan, maka sodorkanlah sandalnya, dan berjalanlah anda di sampingnya.

145. Janganlah anda menjadi orang yang terakhir mengetahui berita tentang ibu anda, atau orang terakhir yang mengucapkan selamat kepadanya.

146. Ketika ibu memarahi anda atau kesal kepada anda, maka janganlah anda menjawabnya, atau menjelaskan situasi anda kepadanya saat itu juga.

147. Sebagian ibu ada yang cepat marah, maka bersabarlah anda.

148. Tulislah sifat-sifat ibu anda dalam sehelai kertas, kemudian tulislah cara yang baik dalam menyikapinya agar berkenan di hatinya.

149. Renungkanlah orang-orang di sekitar anda. Lihatlah bagaimana orang yang sudah tidak memiliki ibu.

150. Ketika ibu anda sakit, tangguhkanlah perjalanan anda.
 
 
dari kitab 150 Thariqatan Liyashila Birruka Biummika.

Leaving On a Jet Plane | Chantal Kreviazuk


I'm ... I'm ...
Aku... Aku...
All my bags are packed, I'm ready to go
Semua tas sudah kukemas, aku siap tuk pergi
I'm standin' here outside your door
Aku berdiri disini, depan pintu
I hate to wake you up to say goodbye
Aku benci bangunkanmu tuk ucap selamat tinggal
But the dawn is breakin', it's early morn
Tapi fajar tlah menyingsing, ini terlalu pagi
The taxi's waitin', he's blowin' his horn
Taxi tlah menunggu, dan menekan klakson
Already I'm so lonesome I could die
Aku siap, aku sangat kesepian, aku bisa mati

[Chorus:]
So kiss me and smile for me
Ciumlah aku dan tersenyumlah
Tell me that you'll wait for me
Katakan kau kan menungguku
Hold me like you'll never let me go
Dekap aku seperti kau takkan membiarkanku pergi
Karna ku kan pergi dengan pesawat jet
I don't know when I'll be back again
Aku tak tahu kapan ku kembali
Oh, babe, I hate to go
Oh, beb, aku benci harus pergi
I'm ...
There's so many times I've let you down
Begitu begitu banyak ku kecewakanmu
So many times I've played around
Begitu sering mempermainkan
I'll tell you now, they don't mean a thing
Sekarang, kan kukatakan padamu, itu tak berarti apa-apa
Every place I go, I think of you
Kemanapun ku pergi, aku ingat kamu
Every song I sing, I sing for you
Setiap lagu yang kunyanyikan, kunyanyikan untukmu
When I come back I'll wear your wedding ring
Saat ku kembali, kukan memakai cincin pernikahanmu
Back to [Chorus:]
Now the time has come to leave you
Sekarang saatnya tuk meninggalkanmu
One more time, oh, let me kiss you
Sekali lagi, oh, izinkanku menciummu
And close your eyes and I'll be on my way
Dan tutup matamu dan sudah di perjalanan
Dream about the days to come
Bermimpi tentang yang akan datang
When I won't have to leave alone
Saat ku tak ingin pergi sediri
About the times that I won't have to say ...
Pas saat itu Aku tak ingin tuk katakan...
Back to [Chorus:]
Dan ku kan pergi dengan pesawat jet
I don't know when I'll be back again
Aku tak tahu kapan ku kembali
Oh, babe, I hate to go
Oh, beb, aku benci harus pergi
But I'm leaving on a jet plane (Ah ah ah ah)
Tapi ku kan pergi dengan pesawat jet
Leaving on a jet plane (Ah ah ah ah)
pergi dengan pesawat jet
Leaving on a jet plane (Ah ah ah ah)
pergi dengan pesawat jet
Leaving on a jet plane (Ah ah ah ah)
pergi dengan pesawat jet
Leaving on a jet plane (Ah ah ah ah)
pergi dengan pesawat jet
Leaving on a jet plane (Ah ah ah ah)
pergi dengan pesawat jet
Leaving on a jet plane (Ah ah ah ah)
pergi dengan pesawat jet
Leaving on a jet plane (Ah ah ah ah)
pergi dengan pesawat jet
(Leaving) On a jet plane
pergi dengan pesawat jet

Minggu, 27 Oktober 2013

Hijab dan Akhlak Adalah Dua Hal Yang Berbeda

Hijab atau Jilbab merupakan salah satu penutup aurat wanita muslimah. Kerap kali permasalahan hijabdikaitkan dengan akhlak seseorang. Hingga hampir mencoreng kesucian hijab itu sendiri. Walau sebenarnyaHijab dan Akhlak merupakan dua hal yang sangat berbeda.

Beberapa hari yang lalu, saya membaca DP teman bbm saya. Kurang lebih seperti ini kalimatnya.. 
Jika engkau berjilbab dan ada yang mempermasalahkan akhlaqmu, katakan pada mereka bahwa "Antara jilbab dan akhlaq adalah 2 hal yang berbeda". Berjilbab adalah murni perintah Allah, wajib untuk wanita muslim yang telah baligh tanpa memandang akhlaqnya baik atau buruk, sedangkan akhlaq adalah budi pekerti yang tergantung pada pribadi masing-masing. Jika seorang wanita berjilbab melakukan dosa atau pelanggaran, itu bukan karna jilbabnya namun karna akhlaqnya. "Yang berjilbab belum tentu berakhlaq mulia, namun yang berakhlaq mulia pasti berjilbab"
Saya sangat setuju dengan kata-kata tersebut, bukan berarti saya mendukung para wanita yang berjilbab untuk tidak berakhlaq mulia ya :D cuman sudah menjadi rahasia umum pemikiran manusia-manusia yang merasa dirinya sudah paling benar bahwa jikala melihat wanita yang berjilbab namun akhlaqnya kurang baik beranggapan wanita itu menggunakan jilbabnya untuk menutupi kelakuan buruknya. Na'uzubillah... 

Hijab Dan Akhlak Adalah Dua Hal Yang Berbeda(artinya) ”Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ’Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Al Ahzab (33): 59] 

(artinya) ” Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki- laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.” [QS.AnNur(24) : 31]

Hijab Dan Akhlak Adalah Dua Hal Yang Berbeda


Sabda Rasulullah shallallahu ’alahi wassalam yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari ’Aisyah, (artinya) : ”Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila telah dewasa/sampai umur, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini.” Rasulullah Shallahllahu ’alaihi wassalam berkata sambil menunjukkan muka dan kedua telapak tangan hingga pergelangan tangannya sendiri. 

Ringkasnya begini, sebagai seorang muslimah, jilbab itu hukumnya WAJIB. Tidak ada tawar-menawar dalam hal ini. Namun, terkadang jilbab dijadikan tolak ukur perilaku seseorang. ''Dia berjilbab, tapi kelakuannya buruk''. Pertanyaan saya, kenapa MENYALAHKAN jilbabnya?! toh memakai jilbab sudah menutupi rambutnya dari pandangan kaum adam. Bukankan itu sudah menjalankan satu kewajiban.

Jika ada seorang wanita berjilbab, tapi akhlaknya buruk. Berarti, wanita itu hanya sekedar 'mengetahui' belum 'memahami'. Kita tidak boleh menyalahkan jilbabnya, karna itu kewajiban, cukup pribadinya...

Kesimpulan: Pakailah jilbabmu seraya tidak sekedar berniat untuk melakukan suatu hal yang wajib dari perintah Allah. Jangan kamu memakai jilbab hanya untuk fashion belaka, atau memakai jilbab untuk menutupi kejelekan sifatmu. Ikhlaslah memakai jilbab untuk kebaikan dirimu, dan jadikan Hijab sebagai kebutuhan mu, niscaya kelak kamu akan merasakan manfaat jilbabmu dan berubahlah akhlakmu.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk tidak mencampur baurkan antara Hijabdan Akhlak. Karena, Hijab atau Jilbab dan Akhlak merupakan Dua Hal yang Berbeda

❁❁❁
Anda baru saja membaca artikel Hijab Dan Akhlak Adalah Dua Hal Yang Berbeda. Jika bermanfaat, kenapa tidak anda bagikan ke teman kita yang mungkin lebih membutuhkannya. Untuk berbagi, silahkan anda tekan tombol dibawah.

Hijab Dan Akhlak Adalah Dua Hal Yang Berbeda 98 out of 100 based on 100 ratings. 98 user reviews.